Aqiqah Berkah Ngawi
Assalamu’alaikum semuanya, Naahh kali ini Kami akan mengulas mengenai Aqiqah. Tapi kami akan mengulas mengenai wisata yang ada di kota Ngawi. Yukkk di baca untuk lebih jelasnya…..
Ngawi memang merupakan pintu gerbang propinsi Jawa Timur bagian barat. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen yang berada di ujung timur laut Jawa Tengah.
Walau bukan merupakan daerah yang dikenal sebagai tujuan wisata, Ngawi tetap punya beberapa tempat menarik yang bisa kita kunjungi jika kebetulan sedang berada di sana.
Kalau kamu masih ingat, nama Kabupaten Ngawi juga sering kita temukan dalam buku sejarah. Di kabupaten ini terdapat museum yang menyimpan koleksi yang berkaitan dengan manusia purba.
Pada masa penjajahan Belanda ternyata Ngawi juga menjadi salah satu daerah yang penting. Terbukti dengan dibangunnya sebuah benteng yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Ucapan untuk orang yang baru saja dikaruniai anak:
“Semoga Allah memberimu berkah pada anakmu, dan semoga engkau bersyukur kepada Yang Maha Pemberi, sampai ia dewasa dan engkau mendapatkan kebaikannya.”
DO’A UNTUK BAYI
“Aku mohon perlindungan untukmu dengan kalimat- kalimat Allah yang sempurna, dari setiap syetan, dan segala yang beracun, dan dari setiap pandangan yang penuh kebencian.” [H. R. Bukhari]
Menghidupkan Sunnah Nabi saw. dengan ‘Aqiqah
“Barang siapa yang menghidupkan sunnahku disaat terjadi kerusakan pada ummatku maka baginya pahala seseorang yang mati syahid.” (Rasulullah saw.)
Hadits ini menyadarkan kita akan pentingnya kembali pada kehidupan Islami dan menghidupkan sunnah Nabi saw. terutama di saat ummat mulai cenderung dan terpedaya dengan segala gaya hidup yang tidak berasal dari nilai-nilai Islam.
Hal tersebut mengakibatkan ummat Islam tidak lagi memiliki jati diri, dan kecintaannya kepada Nabi saw sebagai suri teladan larut sedikit demi sedikit, berganti mengikuti gerak dan gaya masyarakat yang jahiliyah, termasuk dalam menyambut kehadiran anak yang sebenarnya merupakan amanah Allah SWT.
Tulisan ini sekedar mengingatkan akan sebuah sunnah yang dahulu akrab dengan kehidupan kaum muslimin sebagai ummat yang dirahmati dan diberkahi Allah SWT.
Beberapa Hal yang Harus Dilakukan oleh Orang tua Setelah Kelahiran Anaknya
- Menyuarakan adzan di telinga kanan dan qomat di telinga kiri bayi. Hal ini berdasarkan atas sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At- Tirmidzi, dari Abu Rafi’: Aku melihat Rasulullah saw. Menyuarakan adzan pada telinga Al-Hasan bin ‘Ali ketika Fatimah melahirkannya.
- Melakukan tahniq, yaitu menggosok langit-langit (mulut bagian atas) dengan kurma yang sudah dilembutkan.Caranya ialah dengan menaruh sebagian kurma yang telah dikunyah pada jari, dan memasukkan jari itu ke dalam mulut bayi, kemudian menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang lembut hingga merata di sekeliling langit-langit bayi.
Jika kurma sulit di dapat, tahniq ini dapat dilakukan dengan bahan yang manis lainnya, seperti madu atau saripati gula, sebagai pelaksanaan sunnah Nabi saw.
Di dalam Shahihain, terdapat hadits dari Abu Burdah, dari Abu Musa r.a., ia berkata:
“Aku telah dikaruniai seorang anak, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. lalu beliau menamakannya Ibrahim, menggosok-gosok langit-langit mulutnya dengan sebuah kurma dan mendo’akannya dengan keberkahan. Setelah itu beliau menyerahkannya kepadaku.”
Hikmah dari tahniq ini ialah untuk menguatkan syaraf-syaraf mulut dan gerakan lisan beserta tenggorokan dan dua tulang rahang bawah dengan jilatan, sehingga anak siap untuk menghisap air susu ibunya dengan kuat dan alami.
Lebih utama kalau tahniq ini dilakukan oleh ulama/orang yang shalih sebagai penghormatan dan pengharapan agar si bayi menjadi orang yang shalih pula.
Mencukur rambut kepala bayi, memberi nama, dan Aqiqah.
Pentingnya Aqiqah
Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya anak itu diaqiqahi. Maka tumpahkanlah darah baginya dan jauhkanlah penyakit daripadanya (dengan mencukurnya).” (Hadits shahih riwayat Bukhari, dari Salman Bin Amar Adh-Dhabi).
Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak itu digadaikan dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan (binatang) pada hari ke tujuh dari hari kelahirannya, diberi nama pada hari itu dan dicukur kepalanya”. (Ashhabus-Sunan).
‘Aqiqah adalah tanda syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat anak yang diberikan-Nya. Juga sebagai washilah (sarana) memohon kepada Allah SWT. Agar menjaga dan memelihara sang bayi.
Dari hadits di atas pula ulama menjelaskan bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi para wali bayi yang mampu, bahkan tetap dianjurkan, sekalipun wali bayi dalam kondisi sulit.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Aqiqah
- Kambing yang akan di sembelih mencapai umur minimal satu tahun dan sehat tanpa cacat sebagaimana persyaratan untuk hewan qurban.
- Jika bayi yang dilahirkan laki-laki, dianjurkan untuk menyembelih dua ekor kambing yang sepadan (sama besarnya), sedangkan bayi perempuan disembelihkan satu ekor kambing.
Hal ini berdasar atas hadits dari Ummu Karaz al-Ka’biyah, Rasul saw. bersabda: “Bagi anak laki-laki (disembelihkan) dua ekor kambing dan bagi anak perempuan (disembelihkan) satu ekor. Dan tidak membahayakan kamu sekalian apakah (sembelihan itu) jantan atau betina” (H. R. Ahmad dan Tirmidzi)
Hal di atas berlaku untuk orang yang dikaruniai rizqi yang cukup oleh Allah SWT. Sedangkan orang yang kemampuannya terbatas, diperbolehkan untuk meng’aqiqahi anak laki-laki maupun anak perempuan dengan satu ekor kambing.
Hal ini berdasar atas hadits dari Ibnu ‘Abbas r.a.: “Bahwa Rasulullah saw. telah meng’aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dengan satu ekor biri-biri.” (H.R. Abu Dawud), dan juga riwayat dari Imam Malik: “Abdullah bin Umar r.a. telah meng’aqiqahi anak- anaknya baik laki-laki maupun perempuan, satu kambing-satu kambing.”
- Dianjurkan agar ‘aqiqah itu disembelih atas nama anak yang dilahirkan. Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu al-Mundzir dari ‘Aisyah r.a.: Nabi saw. bersabda: “Sembelihlah atas namanya (anak yang dilahirkan), dan ucapkanlah, ‘Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, bagi-Mu-lah dan kepada-Mu-lah ku persembahkan ‘aqiqah si Fulan ini.”
Akan tetapi, jika orang yang menyembelih itu telah berniat, meskipun tidak menyebutkan nama anak itu, maka tujuannya sudah tercapai.
- Adapun daging aqiqah tersebut selain dimakan oleh keluarga sendiri, juga disedekahkan dan dihadiahkan.
- Disukai untuk memberi nama anak pada hari ketujuh dengan memilihkannya nama-nama yang baik, lalu mencukur rambutnya, kemudian bersedekah senilai harga emas atau perak yang setimbang dengan berat rambutnya.
Dari Ali r.a. berkata: Rasulullah saw. memerintahkan Fatimah dan bersabda : “Timbanglah rambut Husain dan bersedekahlah dengan perak sesuai dengan berat timbangan (rambut)nya dan berikanlah kaki kambing kepada kabilah (suku bangsa)”.
Waktu ‘Aqiqah
Di muka telah dikutipkan sebuah hadits yang menunjukkan bahwa waktu aqiqah yang tepat dianjurkan untuk melaksanakan ‘aqiqah adalah hari ketujuh.
Hadits lain yang menguatkan hal itu antara lain adalah hadits Abdillah bin Wahb dari ‘Aisyah r.a.: Rasulullah saw. telah meng’aqiqahi Hasan dan Husain pada hari ketujuuh (dari kelahiran mereka), menamakan mereka dan memerintahkan untuk menjauhkan penyakit dari kepala (mencukur) mereka.
Akan tetapi, ada pendapat yang menunjukkan bahwa keterikatan dengan hari ketujuh itu bukanlah keharusan, melainkan suatu anjuran. Al-Maimuni berkata: Aku bertanya pada Abdullah: “Kapankah anak itu di’aqiqahi?”.
Abdullah menjawab, “Adapun ‘Aisyah telah mengatakan bahwa ‘aqiqah itu dilakukan pada hari ketujuh, hari keempat belas, atau hari ke duapuluh satu.”
Imam Malik berkata: Pada zhahirnya, keterikatan pada hari ketujuh itu adalah atas dasar anjuran. Andaikan (pada hari itu tidak dapat dilakukan), maka menyembelih pada hari keempat, kedelapan, atau kesepuluh atau sesudahnya, ‘aqiqah itu telah cukup.
Ringkasnya, jika orang tua mampu menyembelih ‘aqiqah pada hari ketujuh, maka hal itu lebih utama, sesuai dengan perbuatan Nabi saw.
Namun jika hal itu menyulitkan, maka diperbolehkan untuk melakukannya pada hari ke berapa saja sebagaimana telah dikatakan Imam Malik. Wa-Llahu a’lam.
Demikianlah tulisan ringkas yang dapat kami sampaikan, semoga anak-anak kita yang lahir kemudian di’aqiqahi mendapat rahmat, inayah, serta dilindungi Allah SWT. dari godaan syaitan yang terkutuk dan dimudahkan jalannya dalam menempuh Shiraathal Mustaqim. Aamiin.
Makna sebuah nama …
“Apalah arti sebuah nama”, begitulah ungkapan dari Shakespeare yang begitu sering terdengar di masyarakat. Konsekuensinya nama hanyalah sebagai panggilan/identitas yang membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Sehingga seringkali dalam pemberian sebuah nama yang dicari adalah lebih karena keunikannya bukan makna yang terkandung di dalamnya.
Namun bagi kami – dan sebagian besar orang Indonesia – nama bermakna doa atau cita-cita. Sehingga setiap panggilan terhadapnya merupakan doa baginya dan setiap mengingat namanya maka mengingatkan akan cita-cita kehadirannya ke dunia.
Kanjeng nabi pernah bersabda, “Sesungguhnya kalian akan diseru pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama ayah kalian, maka perbaguslah nama kalian”. (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban).
Kanjeng nabi pun pernah mengganti nama yang tidak bagus, sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Umar ra: “Sesungguhnya putri Umar diberi nama ‘Ashiyah (yang berdosa), maka Rasulullah saw mengganti namanya dengan Jamilah (cantik).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Nama Hafiz Alim Hidayat diilhami oleh sifat nabi Yusuf dalam Al Qur’an. Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (hafizh), lagi berpengetahuan (alim)” QS. 12:55 Sifat Yusuf ini sangat dibutuhkan saat ini dan masa datang.
Karena dibutuhkan jutaan yusuf untuk membangun umat – yaitu orang-orang yang tidak hanya jujur tetapi juga cerdas.
Sedangkan Hidayat adalah nama ayahnya, yang mudah-mudahan dalam hidupnya selalu diterangi oleh hidayah Sang Khaliq. Amin ya rabbal ‘alamin….
Pasti kalian udah taukan.. di indonesia ini banyak sekali layanan aqiqah, jasa aqiqah, dan sejenisnya. Nah.. di Aqiqah Berkah Ngawi ini menyediakan paket aqiqah yang murah, praktis dan mudah yang berbeda dengan layanan atau jasa aqiqah lainnya.
Kambing aqiqah yang berkualitas di ambil dari peternakan sendiri dan pastinya kambing yang terbaik memenuhi syar’i.
Alasan Aqiqah Lewat Aqiqah Berkah Ngawi?
Aqiqah Berkah Ngawi merupakan sebuah unit usaha yang digagas oleh badan wakaf peduli dhuafa.
Badan wakaf peduli dhuafa merupakan sebuah lembaga visioner dan inspirator kemandirian, dimana karyawan yang tergabung dalam lembaga ini berkomitmen untuk mentasrufkan dana ZISWAF-nya 100% kepada orang-orang yang membutuhkan.
Gaji karyawan akan diambilkan dari unit usaha yang demikiannya, diantaranya peternakan sapi,cetering aqiqah, pengelolaan hewan qurban.
Jenis aqiqah yang ada di Rumah Aqiqah Ngawi sebagai berikut :
1. Aqiqah Mandiri
- Dikirim ke rumah Shohibul Aqiqah.
- WilayahNganjuk, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Madiun, Ponorogo, Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan sekitarnya.
- Pilihan menu Sate, Gule, Rendang, Daging Lapis, Krengseng, Dendeng Ragi, Kambing Guling, dan menu lainnya.
2. Aqiqah Peduli (Tebar Aqiqah Berkah)
- Dikemas dalam bentuk walimatul aqiqah.
- Masakan di antar ke panti asuhan, masyarakat yang membutuhkan, pondok pesantren, desa binaan lengkap dengan nasi, kerupuk, buah dan air mineral.
- Shohibul aqiqah akan mendapatkan foto hewan aqiqah. Ucapan terima kasih dari wakil penerima aqiqah, laporan dan dokumentasi pelaksanaan aqiqah.
Jika anda akan melakukan aqiqah, segera hubungi kami. Kami akan membantu pelaksanaan aqiqah anda.
Untuk Informasi dan Pemesanan bisa Menghubungi :
Telp: 0857-4962-2504
HP/WA: 0813-3568-0602
Kantor Pusat Nganjuk
Gedung Pusat Aqiqah & Qurban
Jl. Punto Dewo Baron Timur RT01 / RW01
Baron, Nganjuk, Jawa Timur
_-_Aqiqah Berkah Siap Membantu Pelaksanaan Aqiqah Anda_-_