Acara Aqiqah
Penyelenggaraan aqiqah tidak boleh dicampur adukkan dengan ritual adat atau kepercayaan lain (sinkretisme) sebab Allah melarang kaum muslimin mencampuradukkan antara haqq (baik) dengan yang bathil (buruk), sedangkan semua keyakinan dan kepercayaan selain dari syariat islam adalah bathil. Allah befirman,
“Hai ahli kitab, mengapa kamu mencampur adukkan antara yang haqq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya. (QS. Ali Imran 3: 71)
Pada intinya, aqiqah adalah memotong kambing dan mencukur rambut. Pemotongan kambing sangat baik jika dilakukan oleh orangtuanya (ayahnya) untuk menunjukkan rasa memiliki ayah kepada anaknya itu.
Ada juga yang menyarankan bahwa pemotongan itu diperlihatkan kepada si bayi. Namun, tidak ada dasar hukum atau dalil yang mengharuskan demikian.
Oleh sebab itu, agar aqiqah benar-benar bernilai ibadah;
- Pastikanlah kambing dipotong dengan nama Allah.
- Pastikan tidak ada ritual apapun dalam pemotongan kambing.
- Meskipun pemotongan dengan menyebut nama Allah, pastikan prosesi pemotongan itu tidak disertai dengan menyertakan sesaji, air kembang dan sebagainya karena ini adalah contoh yang dilarang.
Jika prosesi dengan sesaji atau air kembang atau ritual lainnya maka pemotongan daging menjadi tidak murni karena Allah. Maksud pemberian sesaji dan ritual-ritual itu adalah untuk menenangkan makhluk halus agar tidak mengganggu.
Jadi, sembari memotong kambing, si jagal memohon kepada makhluk halus untuk tidak mengganggu. Sembari memohon kepada Allah, ia juga memohon kepada para jin untuk memuluskan acara.
Dengan demikian jelaslah bahwa kambing disembelih dengan niat dan maksud yang telah dicampur aduk. Oleh sebab itu tidak ada jaminan bahwa daging kambing yang disembelih menjadi halal.
Jangan-jangan daging itu haram karena penyembelihannya tidak memenuhi ketenyuan syariat (syariat mengharuskan penyembelihan hanya karena Allah).
Acara aqiqah tidak pernah ditentukan secara khusus oleh syariat agama. Karena aqiqah adalah sunnah Rasul (ibadah) maka umat manusia secara hukum aqiqah tidak boleh berkreasi terlalu jauh, apalagi jika kreasi itu kemudian menjadi keyakinan dan rukun.
Kreasi ibadah ini dikhawatirkan akan menjelma menjadi menjadi ibadah baru (bid’ah) yang berujung pada kesesatan (dholal).
Kami melihat di beberapa kampung bahwa acara aqiqah dengan syarat dan rukun yang harus ditaati. Dimana acara berawal tausiah. Sampai disini tidak ada yang menyimpang.
Namun, kemudian acara dilanjutkan dengan prosesi dimana semua hadirin harus berdiri dan mengelilingi bayi sekian kali, kemudian bersholawat dengan sikap khusus (menghadap arah tertentu). Inilah salah satu penyimpangan itu.
Pernah juga kami melihat dekorasi acara aqiqah yang sangat mewah. Ini tidak menyalahi syariat tetapi harus difikirkan seberapa besar manfaatnya, jangan-jangan termasuk perbuatan mubazir.
Proses pemotongan rambut bayipun kadang wajib dilakukan dengan urutan khusus: gunting dicelupkan kelapa muda, digunakan untuk memotong rambut bayi, lalu gunting dicuci dengan air kembang.
Inilah praktek yang tidak pernah dicontohkan apalagi diperintahkan oleh Rasulullah. Cara ini benar-benar bukan syariat dan apabila diyakini kebenarannya dalam hati untuk ketetapan sebagai tuntutan maka kita telah terperangkap dalam bid’ah (ibadah yang mengada) yang sangat dilarang oleh agama.
Kami menduga prosesi ini telah diyakini dalam hati dan menjadi tuntutan, sebab ketika kami mengusulkan untuk mentiadakan kelapa muda dan air kembang, tuan rumah tersinggung dan merasa acara aqiqahnya tidak sempurna.
Sama perasaannya ketika menjalankan shalat lalu dihilangkan salah satu rukunnya, ia merasa sholatnya tidak sempurna. Inilah keprihatinan yang sangat mendalam sehingga kami menaruh harapan besar kepada pengasuh pengajian ibu-ibu untuk menyadarkan jamahnya.
Dan Acara aqiqah yang benar adalah cukup dengan mengundang para kerabat atau tetangga, atau anak-anak yatim, dan mengisinya dengan acara ramah tamah sambil menyantap hidangan.
Inti ramah tamah adalah memperkenalkan si bayi kepada para hadirin dan memohon bantuahn do’a. Penting untuk digaris bawahi bahwa tak ada yang lebih tulus do’anya selain sang ayah, ibu, saudara, atau kakek atau nenek yang memiliki kedekatan hati dengan bayi. Jadi, para hadirin hanya membantu mengamini do’a anda, bukan sebaliknya.
Untuk memanfaatkan momen, berkumpulnya para tamu ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk berdakwah. Misalnya dengan mengundang ustadz untuk memberikan tausiah kepada para tamu undangan.
Jika tidak memungkinkan untuk disampaikannya tausiah, Anda bisa berkreasi dengan memberikan oleh-oleh setiap tamu berupa buku kecil atau booklet yang berisikan do’a-do’a, pesan-pesan rohani, ajakan menuju kebaikan dan sebagainya yang merupakan materi dakwah.
Buku atau booklet ini bisa disuguhkan beriring dengan suguhan makanan lain, atau disisipkan pada dus makanan yang dibawa pulang oleh para tamu.
Demikian itulah yang dapat kami sampaikan mengenai acara aqiqah yang benar dan sesuai dengan ajaran syariat islam. Semoga ulasan yang kami sampaikan di atas bermanfaat untuk para pembaca semuanya. Ammiinnn…
Jika anda akan melakukan aqiqah, segera hubungi kami. Kami akan membantu pelaksanaan aqiqah anda.
Untuk Informasi dan Pemesanan bisa Menghubungi :
WA : +62813 3568 0602
TELPON/SMS : 0857 4962 2504
Kantor Pusat Nganjuk
Gedung Pusat Aqiqah & Qurban
Jl. Punto Dewo Baron Timur RT01 / RW01
Baron, Nganjuk, Jawa Timur
KANTOR CABANG
Kediri: Jl DR. Saharjo no 130 Ds. Campurrejo Kec. Mojoroto Kediri
Tulungagung: Jl. Mastrip 44 Beji, Boyolangu – Tulungagung
Madiun: Jl. Sutoyo RT11 / RW02 Kaibon Kec. Geger, Kab. Madiun