Aqiqah Anak
Apa kabar sahabat Aqiqah Berkah. Kali ini Aqiqah Berkah akan membahas lebih lengkap tentang Aqiqah putra putri ayah bunda. Untuk itu mari kita bahas dan simak bersama-sama agar kita semua mengerti tentang apa sih Aqiqah itu dan mengapa setiap manusia harus di aqiqah ii? Oke sekarang langsung saja.
Dalam setiap kesempatan yang menggembirakan bagi setiap muslim, islam menyunahkan untuk memberi makan dan menyembelih hewan untuk dibagikan kepada kaum fakir miskin dan kerabat.
Tujuannya adalah untuk membantu mereka, dan juga menebar benih cinta kasih kepada sesama muslim. Pada waktu pernikahan, islam menyunahkan pengadaan walimah, bahkan sebagian orang menganggapnya wajib.
Sewaktu kelahiran anak, islam menyunnahkan aqiqah, bahkan menurut sebagian orang juga wajib. Ada beberapa riwayat yang berkaitan dengan dorongan untuk melakukan aqiqah ini sebagai tanda kegembiraan karena lahirnya anak dan sebagai bukti cinta kepada sesama muslim.
Dalam hadist sahih riwayat Salman bin Amir adhdhabby disebutkan bahwa Rasulullah SAW, bersabda, “Anak memiliki hak diaqiqahkan. Alirkan darah (hewan) dan singkirkan penyakit darinya.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, an-Nisa’i, dan Ibnu Maajah)
Rasulullah SAW juga bersabda, “Setiap anak tergantung kepada aqiqahnya. Dia diakikahkan pada hari ke tujuh, rambutnya dipotong, dan dia diberi nama.” (HR Ahmad, Abu Dawud)
Sebagian fukaha memandang bahwa hukum Aqiqah adalah wajib berdasarkan dalil hadits di atas. Akan tetapi, jumhur (mayoritas ulama) memandang bahwa hukum aqiqah adalah sunnah.
Pendapat inilah yang lebih. Jadi, yang melaksanakan aqiqah akan mendapatkan pahala, sedangkan yang tidak melakukannya tidak berdosa.
Rasulullah SAW mengaqiqahkan Hasan dan Husein, masing-masing dengan seekor domba. Beliau bersabda: “Yang ingin mengakikahi anaknya silakan, yang tidak ingin ya silakan.” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i)
Tidak semua orang mampu menyembelih seekor atau dua ekor domba/kambing untuk buah hatinya. Namun bagi yang mampu hendaknya melaksanakannya. Hal itu lebih baik, insyaAllah.
Udah bosan membaca ya, bentar lagi mau habis kok… ayuk di lanjut bacanya…….
Maksud sabda Rasulullah SAW. “Setiap anak tergadai kepada aqiqahnya,” menurut imam ahmad adalah jika bayi itu wafat, maka ia tidak memberi syafaat kepada orang tuanya hingga ia disembelihkan aqiqah.
Ada ulama lain yang mengatakan bahwa artinya adalah ia tidak diberi nama dan tidak dicukur rambutnya kecuali setelah penyembelihan aqiqah. Jadi, pemberian nama dan pencukuran rambut tergantung kepada pelaksanaan aqiqah.
Semua pendapat ini tidak jauh maksudnya. Dan tidak apa-apa kita masukkan pendapat Imam Ahmad karena masing-masing tidak memiliki dalil khusus.
Pengarang kitab Fiqhus-Sunnah, dalam catatan kakinya menulis, “ Maksud dari, ‘Tergadai kepada aqiqahnya,’ adalah pembinaannya yang baik dan penjagaannya yang sempurna terkait dengan aqiqahnya.”
Namun, pendapat yang sebelum ini lebih dekat kepada kebenaran karena banyak anak tumbuh menjadi sholeh/sholekah meskipun tidak di aqiqahkan.
Di samping itu, sabda Rasulullah SAW. “ dan singkirkan penyakit darinya,” maksudnya adalah agar rambut sang anak dicukur dan dibersihkan dari kotoran yang terlihat oleh keluarganya atau oleh sang dokter atau bidan.
Secara sunnah, penyembelihan aqiqah dilakukan pada hari ketujuh. Jika tidak, maka pada hari keempat belas atau dua puluh satu. Selanjutnya, anak itu diberi nama yang baik.
Disunnahkan pula untuk mencukur rambut bayi, lalu bersedekah dengan perak, jika mampu, seberat timbangan potongan rambut.
Itulah yang bisa kami paparkan mengenai Aqiqah untuk buah hati ayah bunda. Semoga artikel tersebut bermanfaat bagi semuanya yang membaca. Sekian dari kami, tunggu informasi-informasi mengenai aqiqah selanjutnya.
Jika anda membutuhkan layanan aqiqah hubungi contact berikut ini ;
WA : +62813 3568 0602
TELPON/SMS : 0857 4962 2504
Kantor Pusat Nganjuk
Gedung Pusat Aqiqah & Qurban
Jl. Punto Dewo Baron Timur RT01 / RW01
Baron, Nganjuk, Jawa Timur
KANTOR CABANG
Kediri: Jl DR. Saharjo no 130 Ds. Campurrejo Kec. Mojoroto Kediri
Tulungagung: Jl. Mastrip 44 Beji, Boyolangu – Tulungagung
Madiun: Jl. Sutoyo RT11 / RW02 Kaibon Kec. Geger, Kab. Madiun